Kamis, 16 Desember 2021

Konsep Coaching dalam Konteks Pendidikan

Pendidikan yang diberikan oleh guru sejatinya adalah menuntun siswa sesuai untuk tumbuh dengan kodratnya dan mampu meperbaiki prilakunya ke arah yang lebih baik. Untuk itu keterampilan Coaching diperlukan bagi seorang guru untuk dapat menuntun potensi yang dimiliki oleh siswa agar mencapai keselamatan dan kebahagian sebagai manusia maupun anggota masyarakat. 

Pendampingan dengan pendekatan Coaching menjadi proses yang sangat penting dilakukan di sekolah sejalan dengan program Merdeka Belajar yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Program ini dapat membuat murid menjadi lebih merdeka dalam mengeksplorasi diri dan mengoptimalisasikan potensi guna mencapai tujuan pembelajaran. Harapannya, pendampingan murid melalui pendekatan Coaching dapat menjadi salah satu langkah tepat bagi guru untuk membantu murid mencapai tujuannya yaitu kemerdekaan dalam belajar.

Untuk mencapai tujuan Coaching yang diharapkan, perlu adanya seroang Coach memiliki keterampilan komunikasi yang memberdayakan. Komunikasi yang memberdayakan menjadikan komunikasi lebih bermakna baik bagi pemberi maupun penerima pesan. 

Ada empat unsur utama yang mendasari prinsip komunikasi yang memberdayakan:

1) Hubungan saling mempercayai

2) Menggunakan data yang benar

3) Bertujuan menuntun para pihak untuk optimalisasi potensi

4) Rencana tindak lanjut atau aksi


Implementasi pendekatan Coaching bagi seorang guru yang sekaligus Coach bagi siswa, selain membutuhkan keterampilan komunikasi yang memberdayakan juga perlu melatih kesadaran diri untuk menanggapi tantangan dan situasi negatif dengan mindset dan perilaku yang positif.


Jumat, 26 November 2021

PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL (PSE)
Modul 2.2 - Pendidikan Guru Penggerak


A. Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) dan Kesadaran Penuh (Mindfulness)

Sebagai seorang Guru, pembelajaran yang kita berikan tidak hanya terfokus pada aspek kognitif saja, namun juga apek perkembangan sosial dan emosial siswa. Setelah mempelajari Modul 2.2 Program Pendidikan Guru Penggerak, saya menjadi tahu pentingnya penanaman kompetensi sosial dan emosial untuk peserta didik dalam menumbuhkan karakter posititif anak.

Dasar Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) adalah kesadaran penuh (mindfulness). Menurut Kabat - Zinn (dalam Hawkins, 2017, hal. 15) dapat diartikan sebagai kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu (tanpa menghakimi) dan kebaikan (The awareness that arises when we pay attention, on purpose, in the present moment, with curiosity and kindness).

Sangat penting bagi setiap orang orang untuk berlatih kesadaran penuh (mindfulness) khususnya kita sebagai seorang guru untuk dapat menjalankan peran dan tanggung jawab kita dengan penuh tanggung jawab dan bahagia. Ada banyak cara untuk melatih kesadaran penuh, misalnya dengan mendengarkan musik, membaca buku, berdo'a, pergi ke tempat yang hening, dan lain sebagainya. Salah satu cara melatih kesadaran penuh yang dikembangkan dalam modul adalah S-T-O-P. STOP merupakan akronim dari :
S : Stop yakni kita berhenti sejenak dari segela aktifitas;
T : Take a deep breath yakni tarik nafas dalam;
O : Observe yakni mengamati; dan
P : Proceed yakni lanjutkan


Di dalam pembelajaran yang kita berikan kepda murid, terdapat empat cara penerapan Pembelajaran Sosial Emosional (PSE), yakni : mengajarkan; mengintegrasikan; mengubah kebijakan dan ekspektasi sekolah terhadap murid; dan mempengaruhi pola pikir murid tentang persepsi diri, orang lain dan lingkungan. Sedangkan kompetensi sosial emosial terdapat lima aspek, yakni :

1. Kesadaran diri;
2. Pengelolaan diri;
3. Kesadaran sosial;
4. Keterampilan sosial; dan
5. Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab

B. Keterkaitan PSE dengan materi sebelumnya

Pembelajaran Sosial Emosilan (PSE) mempunyai kerterkaitan yang sangat erat dengan pembentukan budaya positif. Budaya positif akan terwujud dengan baik jika dalam pembelajaran yang kita lakukan mengimplementasikan PSE tersebut.

Selain itu, salah satu peran guru penggerak yakni sebagai pemimpin pembelajaran membutuhkan kesadaran penuh agar bisa menjadi teladan bagi siswa, teman sejawat maupun komunitas praktisi dan orang lain di sekitar kita yang pada akhirnya sebagai modal untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.